Saturday, August 22, 2015

Pendakian Gunung Rinjani

Ini pertama kalinya saya mendaki Gn. Rinjani yang terjadi dari tgl. 13-16 Agustus 2015. Pendakian ini dipenuhi warna: ya senang, ya capek, ya kesel, dan lain2 haha... Tim pendakian ini 6 orang, termasuk dengan istri saya. Kecuali istri saya dan saya sendiri, semuanya baru pertama kali naik gunung berhari2. Bahkan ada satu timku yang pertama kali naik gunung! Perlu dicatat: mendaki gunung hanya sehari tektok itu beda banget sama mendaki berhari2.

Rencana jalur pendakian kami awalnya pergi lewat Sembalun - Puncak - turun ke Danau Segara Anak - pulang lewat jalur Senaru. Tapi setelah muncak, pulangnya berubah jadi jalur yang kurang populer: Torean. Itupun berubah lagi jadi pulang lewat Pegadungan, Sambik Elen. Detail cerita ada di bawah.

Jurnal:


Waktu
Kegiatan
Catatan Perjalanan
Rabu, 12 Agustus 2015
11:45 - ...
Perjalanan Ferry Padang Bai - Lembar
Perjalanan ferry makan waktu 5 jam termasuk waktu ngapung. Motor kami inapkan di Padang Bai, ga kami bawa ke Lombok.
Kamis, 13 Agustus 2015
... - 4:45
Sampai di Lembar

4:46 - 5:30
Istirahat dan sholat di mushola dekat Pelabuhan Lembar
Disini kami ketemu Pak Imam Hariyadi yang suka naik gunung. 3 kali sudah dia naik Gn. Rinjani.
5:31 - 7:16
Lembar - Pasar Aikmal
Kami naik jemputan mobil kijang merah (kijang doyok) menuju base camp Sembalun. Tapi kami mampir dulu di Pasar Aikmal.
7:17 - 8:44
Belanja dan sarapan
Belanjanya termasuk sayur mayur dan air.
8:45 - 9:48
Pasar Aikmal - Sembalun
Kami ke rumah Pak Ama Ati (rental mobil) buat packing ulang. Yang nganterin kami dari Lembar itu anaknya Pak Ama Ati, tapi dari rumah ke Basecamp, kami dianter oleh bapaknya sendiri.
9:49 - 11:00
Packing ulang di rumah bapak rental mobil
Kami disuguhin teh manis dan pisang yang akhirnya jadi bekal kami naik.
11:01 - 11:19
Rumah Pak Ama Ati - Basecamp dan registrasi
Perjalanannya ga terlalu lama. Registrasinya kira2 15 menitan lah. Setelah itu baru kami berangkat menuju Pos 1. Pak Ama Ati menawarkan kami buat nganterin sampe gerbang pintu Taman Nasional Gunung Rinjani. Kami (saya sih) menolak takutnya si bapak minta tambah hehe.

Di pintu masuk ada informasi geologi dan peta Gn. Rinjani. Tinggal difoto saja bagi yang tertarik
11:20 - 15:33
Basecamp - Pos 1
Perjalanan melewati savana cantik yang luas banget. Untunglah cuaca mendung2 dikit, jadi ga terlalu panas.

Pergelangan kaki kiri saya sempet keseleo. Sakit sekali. Tapi untung masih bisa melanjutkan setelah dibiarkan sebentar. Bahkan sampai blog ini ditulis, pergelangan kakiku kalau ditekuk akan terasa sakit.
15:33 - 16:41
Istirahat di Pos 1, Pos 1 - Pos 2
Pos 1 ada beberapa gazebo dan banyak orang istirahat di situ. Kami istirahat sebentar disini, sambil saya transfer air ke teman2. Dari Basecamp saya bawa kerir sampai 23kg. Kukira kuat, ternyata engga haha....

Pos 2 itu terlihat dari Pos 1, jadi kami langsung semangat. Ketika dijalani ternyata jauh juga haha..

Di Pos 2 ini kami diriin tenda. Ada sumber air, tapi keliatannya kotor. Jadi kami cuman pakai buat cuci2 aja. Lagian kami udah bawa banyak air: 3x1.5L per orang.

Kecewa juga sih pas sampai sini, banyak sampah :(
Jumat, 14 Agustus 2015
5:49 - 8:31
Bangun, masak, packing, foto2 sunrise
Walau udah bangun pagi, rencana berangkat jam 8 tetep aja telat...
8:32 - 9:36
Pos 2 - Pos 3
Pos 3 ini sebenarnya sungai kering. Jadi ada pasir2 sungai yang enak ditidurin. Tidak seperti Pos 2 yang savana, tanahnya ga rata dan keras. Tidur di Pos 2 ga terlalu nyenyak haha…

Saran saya, kalau musim kemarau (sungainya kering) mending nginep di Pos 3 aja. Tapi kami ga nemu sumber air disitu...
9:37-14:54
Pos 3 - Plawangan Sembalun
Perjalanan yang seharusnya 4 jam jadi 5.5 jam… wow…

Kayaknya ini karena kami nunggu teman2 yang lain di kaki “bukit penyesalan”. Barulah kami mengerti kenapa itu disebut bukit penyesalan setelah sampai di sana wkakkkaka.

Plawangan Sembalun itu sebenarnya bibir tebing yang agak lebar. Jadi tenda2 yang didirikan disitu memanjang. Bibir tebingnya luas sih, jadi tanah kempingnya lumayan datar.

Disini juga banyak yang jualan makanan dan minuman ringan. Harganya selangit! Cocacola kaleng harganya 40rb!
14:55 - malam
Istirahat, cari tempat diriin tenda, masak2, tidur persiapan muncak
Plawangan Sembalun itu bibir tebing yang mayan panjang. Di bibir tebingnya pun ada 3 bukit lagi. Di Plawangan Sembalun ini ada sumber air yang enak dan bersih, bisa langsung diminum. Di sini juga ada jalan bercabang buat turun ke Danau Segara Anak.

Disini kami masak2 dan istirahat buat muncak dini hari nanti.
Sabtu, 15 Agustus 2015
1:00 - 2:09
Bangun, persiapan muncak

2:10 - 8:10
Muncak
Rencana muncak cuman 4jam jadi 6 jam!

Sedari awal muncaknya udah berat, medan terjal pasir kerikil. Pasir debu berterbangan kemana2 apalagi karena banyak pendaki lain yang mendaki.

Tapi cobaan sebenarnya itu ketika mau deket2 puncak. Puncaknya itu kelihatan jelas, tapi kok ga nyampe2! Begitulah kira2 di pikiranku. Medannya makin terjal, dan pasir kerikilnya makin licin. Naik 5 langkah, turun 3 langkah.. kira2 begitulah. Apalagi anginnya super kencang. Badan sampai terdorong, membikin pijakan kaki ngegelosor ke bawah lagi. Hadeeh cape ati memang ini.
Tapi akhirnya kami sampai ke puncak. Walaupun telat, cape, kedinginan, dan lain2 haha.

Walau banyak yang berangkat naik, tidak semuanya sampai puncak. Memang saat itu anginnya super kencang, bikin suhu lebih dingin dan badan kedorong angin. Banyak yang ga kuat sehingga turun. Baguslah, memang kalo naik gunung itu ga boleh dipaksakan. Kalo ga kuat turun saja, lain kali dicoba lagi :D
8:10 - 10:30
Lalalili di puncak, perjalanan turun ke tenda.
Seperti biasa perjalanan turun jauh lebih cepat daripada naiknya. Itupun banyak lalalili foto2 di tengah perjalanan.
10:31 - 14:30
Istirahat, masak2, makan, packing
Kami memang rencana turun ke danau hari itu juga. Saat ini kami masih berpikir turun lewat Senaru.
14:31 - 18:15
Plawangan Sembalun - Danau Segara Anak
Perjalanan turun ke danau. Hotlan dan saya memang sampai lebih cepat, jam 18:15. Kami langsung buka tenda. Kami sengaja duluan supaya bisa diriin tenda sebelum gelap. Yang lain nunggu teman2 kami yang lebih lambat. Tapi ternyata sampai danau sudah gelap juga haha… Teman2 yang lain sampai kira2 jam 7:20. Kami langsung masak2 dan makan.

Di perjalanan ini kami bertemu dengan guide yang lagi nemenin tamu dari Jakarta. Dari dia ternyata turun lewat Senaru itu jauh banget, apalagi kami harus naik tebing dulu baru turun. Bisa jadi kami harus menginap. Dia mengusulkan lewat Torean saja, jalur yang engga dipublish pemerintah karena suatu alasan (katanya alasan ekonomi, tapi menurutku karena alasan berbahaya). Menurut dia lewat jalur Torean lebih cepat. Paling lambat 5 jam, yang ternyata kedepannya terbukti sangat salah!

Begitulah kami pada waktu itu memutuskan untuk lewat jalur Torean.
Minggu, 16 Agustus 2015
6:00 - 9:15
Bangun, foto2, masak2, makan, packing
Karena perjalanan cuman 5 jam, kami agak santai mulai berangkatnya. Ternyata...
9:16 - 21:16
Danau Segara Anak - Pegadungan (Sambik Elen)
Loh? Kok sampe jam segitu. Trus kok malah nyampe ke Pegadungan, bukannya Torean? Begini ceritanya….

Dari awal perjalanan kami disantai2kan. Tapi ternyata jam 5 sore itu baru masuk hutan, belum sampai juga. Padahal udah 9 jam perjalanan. Di perjalanan kami ketemu si guide lagi, katanya nanti ketemu pertigaan, kalo ke kiri ke Torean, tapi kalo ke kanan itu ke Pegadungan. Ke Pegadungan lebih dekat sampai desa daripada ke Torean.

Tadinya kami tetep mau ke Torean karena jalannya sudah aspal disana, mobil jemputan lebih gampang masuk. Tapi ketika sudah sampai pertigaan yang dimaksud, kami berpikir ulang karena saat itu sudah jam 7 malam! Kami coba telp mobil jemputan untuk dijemput di Pegadungan. Untungnya mereka mau. Ugh terharu sekali kami.

Setelah pertigaan itu saking terburu2nya saya jalan cepat. Sampai jatuh 2 kali, kali ini pergelangan kaki kanan yang kena. Sakit sekali. Pernah juga sekali jalannya bingung lewat mana, karena udah malam!

Tapi jujur aja, kami (paling engga saya) ga menyesal lewat jalur ini walau sampai 12 jam. Karena pemandangannya bagus, lalu kami melewati sungai belerang (airnya ga bisa diminum), juga melewati sungai biasa yang airnya jernih dan segar. Juga disini melewati mata air terkenal yang keluar dari batu yang namanya “Banyu Urip”, rasanya luar biasa segar. Lalu kami juga melihat air terjun tertinggi di lombok yang terlihat begitu gagah perkasa. Mantappp!
21:17 - ...
Istirahat di Desa Senanga, Pegadungan sambil nunggu di jemput dan perjalanan ke Lembar.
Sebenarnya selama kami turun, kami bukan hanya berpaspasan sama guide saja (si guide bermalam di hutan), tapi juga sama rombongan Bali 13 (ada 13 orang). Bali 13 ini berangkat lebih telat dari kami, tapi sampai ke desa hampir bersamaan. Kami emang terlalu santai!

Febry yang pertama kali sampai desa. Dia duduk di teras warung yang sudah tutup tidak peduli digonggongi anjing. Si pemilik anjing dan warung keluar karena si anjing menggonggong terus. Si Febry ngobrol bentar sama si pemilik warung yang kebetulan dari Jembrana, Bali. Dia nanya, “Pak, warungnya ga buka?” lalu ngobrol bentar lagi sambil bilang “nanti rombongan dari bali ada 13 orang pak, banyak” Si bapak membuka si warung deh. uuugh terharu banget deh. Kami (kami dan Bali 13 dan bapak warung) akhirnya jajan sepuasnya sambil ngobrol. Lumayan ngabisin waktu sambil nunggu jemputan.  
Senin, 17 Agustus 2015
… - 2:15
Perjalanan ke Lembar
Kecuali waktu estimasi perjalanan, kata2 guide yang lain itu benar: jalan di Pegadungan itu parah sekali. Untung kijang doyoknya masih bisa. Waktu turun kami berpas2an sama mobil pikap buat menjemput Bali 13, yang ternyata ga bisa naik tanjakannya… Mudah2an Bali 13 itu bisa pulang dengan selamat. Mereka naik motor dan motornya diinapkan di Basecamp Sembalun sih…

Di perjalanan kami mampir di Mataram buat makan, lalu lanjut ke Lembar.
2:15 - 2:30
Lalalili di pelabuhan

2:31 - ...
Perjalanan Ferry Lembar - Padang Bai dan Motoran Padang Bai - Denpasar.
Yah sampai sini perjalanannya lumayan menjemukan. Kami mandi di kapal, makan lagi di kapal, ban motor sampai pecah 2 kali.. ya begitulah akhirnya kami semua sampai kos dengan selamat. Termasuk Affan yang harus terbang jam 11 siang (wew).





Biaya:


Keperluan
Total
Perorang
Catatan
Motor Parkir di Padang Bai
Rp. 80.000,-
Rp. 13.500,-
Sebenarnya 5,5rb/motor/hari. 3 motor kami inepin 5 hari, jadi total 82,5rb. Tapi entah kenapa dibulatkan jadi 80rb...
Ferry Padang Bai - Lembar
Rp. 264.000,-
Rp. 44.000,-
Dibagi 6 orang. Tiket orang biasa itu.
Retribusi Rinjani
Rp. 90.000,-
Rp. 15.000,-
Dibagi 6 orang.
Ferry Lembar - Padang Bai
Rp. 264.000,-
Rp. 44.000,-

Antar jemput mobil Lembar - Sembalun, Pegadungan - Lembar
Rp. 1.500.000,-
Rp. 250.000,-
Awalnya kami setuju 1,4jt Lembar-Sembalun, Senaru-Lembar. Tapi ternyata berubah jadi Pegadungan-Lembar. Kami sengaja melebihkan 100rb karena ga enak banget jemput di Pegadungan itu. Jalannya super jelek sampai2 ban serepnya lepas kena batu. Tapi mereka sama sekali tidak mengeluh, jadinya kami tetap senang.

Ya, harganya antar jemput Lembar-Sembalun dan bolak balik memang semahal itu.

Biaya ini belom termasuk belanja, makan, air, dan lain2nya loh ya.


Lokasi:

Bali
Koordinat
Pelabuhan Padang Bai
-8.533803,115.509008
Lombok
Koordinat
Pelabuhan Lembar
-8.726489, 116.075477
Basecamp pendakian Sembalun
-8.726489, 116.075477
Desa Senanga, Pegadungan
-8.316917,116.458550


Kontak:

Apa
Siapa
Antar jemput mobil Lembar - Sembalun, Pegadungan - Sembalun
Pak Ama Ati 085934830339
Anaknya Pak Ama Ati 081918454026

Foto:
Semua foto dibawah ini diambil olehku kecuali yang ada tanda di fotonya.

Istriku dan si Hotlan yang ga liat kamera. Di belakang puncak Gn. Rinjani udah keliatan.
Kami sedang istirahat sambil menunggu teman2 yang lainnya di kaki "Bukit Penyesalan".

Puncak dari Plawangan Sembalun. Masih sangat jauh!

Itulah Puncaknya. Kelihatan dekat kan? Tapi sebenarnya masih jauh!
Inilah air terjun tertinggi di Lombok. Waktu itu kami menaiki tanjakan yang lumayan terjal sambil mendengar suara air. Ketika sudah kepayahan menaiki tanjakan, tiba2 kami disambut dengan pemandangan seperti ini. Wow banget kan?
Si Febry lagi menuruni tangga. Tangga seperti ini banyak ditemu di jalur Torean. Karena memang tidak ada jalan lain, akhirnya dibikinkan tangga seperti ini. 
Peserta pendakian Rinjani, dari kiri: Febry, Hotlan, Saya, Istriku, Hakim, dan Affan. Kami lagi berfoto di Danau Segara Anak dengan latar Gn. Barujari. Kalian hebat teman2!!


Pelajaran Berharga:
  1. Jangan bawa barang terlalu berat, nanti bisa keseleo kayak saya.
  2. Estimasi waktu yang dikasi sama orang yang udah jago belum tentu bisa dilakukan oleh diri sendiri. Hahaha....
  3. Ikut nimbrung merencanakan jadwal perjalanan. Jangan ikut2 aja apa kata orang yang bikin. Terbukti 4 hari 3 malam lewat Senaru itu tidak mungkin untuk orang2 yang blom pernah naik gunung berhari2. Ini bisa dideteksi lebih dini kalau semua orang aktif riset dan berdiskusi.
  4. Bila ingin 4 hari 3 malam, tidak ada pilihan lain selain naik lewat Sembalun, turun lewat sembalun juga. Bila mau naik-turun lewat jalur yang beda harus 5 hari 4 malam (naik Sembalun turun Senaru atau turun Torean/Pegadungan)

Saturday, August 1, 2015

Pendakian Gunung Abang

Pendakian Gunung Abang terjadi seminggu sebelum blog ini ditulis (25 Juli 2015 dini hari)
Ini kali kedua saya ke Gunung Abang, kali ini dengan grup yang lebih sedikit: 6 orang. Istri saya ga ikut juga :(. 3 dari temen2 yang mendaki emang niat cari foto. Tapi sampai sekarang foto2 mereka blom juga dishare. Mungkin males ngurusnya kali yaa... wkakakka

Pesertanya teman2 saya yang udah biasa naik gunung. Tapi walau udah biasa pun tetep aja besoknya paha jadi pegel2. Heran biasanya ga begitu, berarti emang ada yang salah ini haha. Lama pendakian sekitaran 4 jam kalau mulai dari Pura Mungu. Di tengah gunung Abang, ada 3 pura. Awalnya jalan landai naik turun sampai pura 1. Setelah itu nanjak lumayan terjal sampai pura 2 . Dari pura 2 sampai pura 3 (puncak) nanjaknya lumayan walau masih lebih baik dari sebelumnya.

Jurnal:


Waktu
Kegiatan
Catatan Perjalanan
Jumat, 24 July 2015
22:00 - …
Denpasar-Pura Mungu
Berangkat dari Suwung, Denpasar. Ada 3 motor.
Sabtu, 25 July 2015
… - 00:30  
Sampai di Pura Mungu
Sempet istirahat dulu di jalan karena dingiiin. Lagipula ada kabut yang menghambat perjalanan, sehingga ga bisa ngebut cepet2.
00:30 - 01:08
Persiapan pendakian
Dibilang persiapan juga bukan sih, yang kami lakukan adalah mengeluarkan kompor, masak air buat ngopi2. Temen2 fotografer pada moto2 bintang. Yang baru ngeliat Bima Sakti lumayan excited haha…
01:09 - 04:16
Mendaki sampe puncak
Walau udah pernah kesini, tetap saja salah jalan sampai 2 kali wkakka. Namanya juga jalan gunung ya… Tapi yang begini2 malah bikin seruuu  (asal selamat aja sampe rumah lagi)
04:17 - 09:33
Lalalili di puncak
Foto2, makan dll dll. Malah sempet tidur barang setengah jam. Kayaknya cuman kami yang mendaki Abang saat itu, karena selain kami ga ada lagi yang sampai ke atas. Ahh seneng deh kalo gunung sepi kayak gitu.

Seperti yang saya bilang, puncaknya itu ada pura, tempatnya datar, dan pemandangannya bagus sekali. Dari Gn Batur, Danau Batur, Selat Lombok, Laut Jawa, Puncak Gn Rinjani, dan bahkan puncak2 Gn di Pulau jawa pun keliatan! Mantaap!
09:33 - 12:30
Turun gunung
Turun lewat jalan yang sama.
12:30 - EJB
Perjalanan pulang
EJB = Entah Jam Berapa. Lupa saya track jamnya. Yang pasti kami ga sempet bersih2 dll dll. Langsung motoran keluar. Ternyata ada biaya retribusi 15rb/orang. Bayar dulu deh haha…

Lalu kami ke restoran di kintamani yang ternyata terlampau mahal, trus tanpa malu keluar lagi setelah masuk wkakakka.

Lalu karena terlampau kelaparan, kami stop di sekitaran jl. Tegalalang buat makan baso ayam keliling. Murah cuman 5rb katanya!

Setelah itu kami nyangkut Warung SS. (warung SS lagi…) hahaha

Akhir2nya kami selamat sampai kos masing2.


Biaya:


Keperluan
Jumlah Total
Jumlah Perorang
Catatan
Biaya Retribusi
Rp90,000.00
Rp15,000.00
Dibagi 6.
Bensin Motor
Rp20,000.00
Rp10,000.00
Dibagi dua sama temen.
 
Lokasi:


Bali
Koordinat
Pura Mungu
-8.28599770071008,115.40751557797194
Masuk Gn Abang
-8.285998,115.407516
  
Foto:

Suasana sunrise di puncak. Terlihat puncak Gn Rinjani di kejauhan (tengah2 agak ke kanan). Puncak Gn Agung juga terliat dari puncak, tapi tertutup pohon2.


Temenku si Febry lagi bergaya deket tiang penanda puncak dan kompor (padahal ga masak wakkak)

Gunung dan Danau Batur dari puncak. Indah sekali.. sedaappp

Peserta pendakian Gn Abang July 2015. Dari kiri ada saya, David, Febry, Hotlan, Dimas, dan Vera. Kalian hebat temen2!