Kota yang terkenal sebagai kota pengasingan Bung Karno. Rumah pengasingan beliau kini dijadikan museum milik negara, taman di mana beliau mendapat ilham tentang pancasila diabadikan menjadi Taman Renung Bung Karno.
Dari hotel, kami berjalan kaki menuju kedua situs tersebut. Namun, ketika pulang kami memutuskan naik ojek saja supaya cepat sampai dan istirahat.
Situs Pengasingan Bung Karno |
Taman Renung Bung Karno |
Di kota ini, kami menginap di Hotel Ikhlas yang terletak di Jl. Ahmad Yani no. 69 sekitar 200 meter dari bandara. Hotenya bersih dan cukup asri, harga yang ditawarkan juga bervariasi sesuai kebutuhan: mulai dari lima puluh ribu untuk single room tanpa kipas dan tanpa toilet (ada toilet umum di hotel ini) sampai harga dua ratus ribuan untuk kamar dengan kamar mandi dalam yang dilengkapi dengan AC.
Selain situs Bung Karno, kami menemukan ada tebing di belakang pom bensin tidak terpakai yang dihiasi dengan patung-patung keagamaan.
Desa Ndungga
Desa ini terletak di jalan utama dari Ende menuju Kecamatan Detusoko. Kami mampir karena penasaran dengan air terjun yang terlihat dari pinggir jalan. Kami juga mencoba untuk menuju ke kaki air terjun tersebut, namun sayangnya ada sungai deras yang memisahkan jalan.
Air terjun cantik di Desa Ndungga |
Sungai pemisah antara kami dan air terjun |
Desa Detusoko
Di desa ini ada pemandian air panas rakyat, saya sebut rakyat karena tiket masuknya murah dan diurus dengan apa adanya. Airnya hangat, sayangnya kolamnya kurang terawat sehingga ada lumut yang tumbuh di sana-sini. Tidak ada air bilas hanya ada ruang ganti yang tak terawat jadi ya jangan terlalu berharap banyak di situs air panas ini :)
Situs air panas rakyat |
Kolam teratai di situs air panas |
Desa Adat Wologai
Desa adat ini (seharusnya) terdiri dari enam rumah adat, sayangnya rumah-rumah ini terbakar di tahun 2012 lalu. Saat kami ke sana, penduduk sedang bergotong royong untuk membangun kembali rumah adat ini.
Rumah adat yang berjumlah enam ini melingkari satu undakan yang terdiri dari susunan batu kali, undakan ini suci bagi penduduk Wologai. Ada upacara khusus yang diadakan untuk memangkas rumput-rumput di sekitar undakan tersebut dalam kurun waktu enam bulan satu kali. Orang yang tinggal di rumah adat tersebut adalah para tetua adat Desa Wologai di mana dalam satu rumah bisa ditinggali oleh tiga keluarga.
Saat berkeliling desa ini, kami disambut oleh bapak Alosius yang (menurut saya) merupakan salah satu tetua adat karena beliau tinggal di salah satu rumah adat yang hanya berjumlah enam ini. Dengan ramah beliau bertukar cerita dengan kami, bagi beliau semua orang bersaudara:
"Warna kulit boleh putih, hitam, atau coklat. Selama darah masih merah, kita semua bersaudara" ujarnya.Tidak hanya bertukar cerita, kami pun disuguhi kopi panas oleh empunya rumah. Selama pembangunan berlangsung, beliau dan keluarga tinggal di rumah darurat yang beratapkan ilalang.
Pohon besar menyambut kami sebelum memasuki desa adat. |
Rumah adat darurat |
Rumah Adat yang hampir jadi. |
Undakan yang suci bagi penduduk desa. |
Rumah Bapak Alosius yang belum jadi |
Bapak Alosius dan suami saya, duh bapaknya merem. |
Hiasan di depan rumah adat darurat. |
Tujuan kami ke desa ini ingin melihat air terjun (Ae) Poro yang ternama di Ende. Belokan menuju desa ini ada di KM 8 Kota Ende. Awalnya kami nyasar jauh lebih ke daerah atas dari air terjun, ternyata menurut penduduk desa di sekitar situ ada Ae Poro kecil jadinya kami lihat sekalian saja :)
Ae Poro Kecil |
Ae Poro Besar. |
Dasar Ae Poro, dilarang mandi di bawah air terjun ini - berbahaya. |
Biaya:
Item
|
Jumlah orang
|
Harga Total
|
Harga Perorang
|
Keterangan
|
Hotel Ikhlas
|
2
|
200.000
|
100.000
|
2 malam di Hotel Ikhlas: kamar untuk 2 orang dengan
toilet dalam
|
Sewa motor di hotel
|
2
|
100.000
|
50.000
|
|
Bensin
|
2
|
30.000
|
15.000
|
2x isi bensin
|
Total Makan di Ende
|
2
|
107.000
|
53.500
|
4 kali makan: Nasi Padang, Bakso 2x, Nasi bungkus
|
Total jajan di Ende
|
2
|
122.500
|
61.250
|
Kami banyak jajan di sini :p
|
Ojek Taman Renung Bung Karno - Hotel
|
1
|
4.000
|
4.000
|
|
Uang masuk situs air panas Detusoko
|
1
|
2.000
|
2.000
|
|
Total
perorang
|
285.750
|
Peta:
Tempat
|
Koordinat
|
Hotel Ikhlas
|
-8.848203,121.659175
|
Situs Air Panas - Desa Detusoko
|
-8.714021,121.757312
|
Taman Renung Bung Karno - Ende
|
-8.841418,121.647341
|
Situs Pengasingan Bung Karno
|
-8.840973,121.64732
|
Desa Adat Wologai
|
-8.693945,121.808006
|
Ae Poro Kecil
|
-8.804232,121.648092
|
Jalan Masuk Ae Poro Kecil
|
-8.804232,121.64489
|
Ae Poro Besar
|
-8.803487,121.651225
|
Air Terjun Desa Ndungga
|
-8.77459,121.66838
|
Jadwal:
Di Ende, saya tidak begitu memperhatikan wakt jadi inilah jadwal dengan apa adanya :p
Jam
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
26-Des-13
|
||
10.50
|
Sampai di Kota Ende
|
|
10.50 - Malam
|
Beres-beres barang bawaan
|
|
Jalan kaki menuju situs Bung Karno
|
||
Istirahat
|
||
Makan bakso
|
||
Santai
|
||
Makan malam
|
||
27-Des-13
|
||
06.00 - 07.00
|
Sarapan
|
|
07.00 - Malam
|
Ke air terjun di Ndungga
|
|
Ke situs air panas di Desa Detusoko
|
||
Ke Desa Adat Wologai
|
||
Ke Air Terjun (Ae) Poro Kecil
|
||
Ke Air Terjun (Ae) Poro Besar
|
||
Makan bakso
|
||
Santai
|
||
Makan Malam
|
||
28-Des-13
|
||
06.00 - Siang
|
Dari hotel ke bandara
|
Jalan Kaki 15 menit
|
Naik pesawat ke Bali
|
||
Pulang ke kost
|