Rencana jalur pendakian kami awalnya pergi lewat Sembalun - Puncak - turun ke Danau Segara Anak - pulang lewat jalur Senaru. Tapi setelah muncak, pulangnya berubah jadi jalur yang kurang populer: Torean. Itupun berubah lagi jadi pulang lewat Pegadungan, Sambik Elen. Detail cerita ada di bawah.
Jurnal:
Waktu
|
Kegiatan
|
Catatan Perjalanan
|
Rabu, 12 Agustus 2015
| ||
11:45 - ...
|
Perjalanan Ferry Padang Bai - Lembar
|
Perjalanan ferry makan waktu 5 jam termasuk waktu ngapung. Motor kami inapkan di Padang Bai, ga kami bawa ke Lombok.
|
Kamis, 13 Agustus 2015
| ||
... - 4:45
|
Sampai di Lembar
| |
4:46 - 5:30
|
Istirahat dan sholat di mushola dekat Pelabuhan Lembar
|
Disini kami ketemu Pak Imam Hariyadi yang suka naik gunung. 3 kali sudah dia naik Gn. Rinjani.
|
5:31 - 7:16
|
Lembar - Pasar Aikmal
|
Kami naik jemputan mobil kijang merah (kijang doyok) menuju base camp Sembalun. Tapi kami mampir dulu di Pasar Aikmal.
|
7:17 - 8:44
|
Belanja dan sarapan
|
Belanjanya termasuk sayur mayur dan air.
|
8:45 - 9:48
|
Pasar Aikmal - Sembalun
|
Kami ke rumah Pak Ama Ati (rental mobil) buat packing ulang. Yang nganterin kami dari Lembar itu anaknya Pak Ama Ati, tapi dari rumah ke Basecamp, kami dianter oleh bapaknya sendiri.
|
9:49 - 11:00
|
Packing ulang di rumah bapak rental mobil
|
Kami disuguhin teh manis dan pisang yang akhirnya jadi bekal kami naik.
|
11:01 - 11:19
|
Rumah Pak Ama Ati - Basecamp dan registrasi
|
Perjalanannya ga terlalu lama. Registrasinya kira2 15 menitan lah. Setelah itu baru kami berangkat menuju Pos 1. Pak Ama Ati menawarkan kami buat nganterin sampe gerbang pintu Taman Nasional Gunung Rinjani. Kami (saya sih) menolak takutnya si bapak minta tambah hehe.
Di pintu masuk ada informasi geologi dan peta Gn. Rinjani. Tinggal difoto saja bagi yang tertarik
|
11:20 - 15:33
|
Basecamp - Pos 1
|
Perjalanan melewati savana cantik yang luas banget. Untunglah cuaca mendung2 dikit, jadi ga terlalu panas.
Pergelangan kaki kiri saya sempet keseleo. Sakit sekali. Tapi untung masih bisa melanjutkan setelah dibiarkan sebentar. Bahkan sampai blog ini ditulis, pergelangan kakiku kalau ditekuk akan terasa sakit.
|
15:33 - 16:41
|
Istirahat di Pos 1, Pos 1 - Pos 2
|
Pos 1 ada beberapa gazebo dan banyak orang istirahat di situ. Kami istirahat sebentar disini, sambil saya transfer air ke teman2. Dari Basecamp saya bawa kerir sampai 23kg. Kukira kuat, ternyata engga haha....
Pos 2 itu terlihat dari Pos 1, jadi kami langsung semangat. Ketika dijalani ternyata jauh juga haha..
Di Pos 2 ini kami diriin tenda. Ada sumber air, tapi keliatannya kotor. Jadi kami cuman pakai buat cuci2 aja. Lagian kami udah bawa banyak air: 3x1.5L per orang.
Kecewa juga sih pas sampai sini, banyak sampah :(
|
Jumat, 14 Agustus 2015
| ||
5:49 - 8:31
|
Bangun, masak, packing, foto2 sunrise
|
Walau udah bangun pagi, rencana berangkat jam 8 tetep aja telat...
|
8:32 - 9:36
|
Pos 2 - Pos 3
|
Pos 3 ini sebenarnya sungai kering. Jadi ada pasir2 sungai yang enak ditidurin. Tidak seperti Pos 2 yang savana, tanahnya ga rata dan keras. Tidur di Pos 2 ga terlalu nyenyak haha…
Saran saya, kalau musim kemarau (sungainya kering) mending nginep di Pos 3 aja. Tapi kami ga nemu sumber air disitu...
|
9:37-14:54
|
Pos 3 - Plawangan Sembalun
|
Perjalanan yang seharusnya 4 jam jadi 5.5 jam… wow…
Kayaknya ini karena kami nunggu teman2 yang lain di kaki “bukit penyesalan”. Barulah kami mengerti kenapa itu disebut bukit penyesalan setelah sampai di sana wkakkkaka.
Plawangan Sembalun itu sebenarnya bibir tebing yang agak lebar. Jadi tenda2 yang didirikan disitu memanjang. Bibir tebingnya luas sih, jadi tanah kempingnya lumayan datar.
Disini juga banyak yang jualan makanan dan minuman ringan. Harganya selangit! Cocacola kaleng harganya 40rb!
|
14:55 - malam
|
Istirahat, cari tempat diriin tenda, masak2, tidur persiapan muncak
|
Plawangan Sembalun itu bibir tebing yang mayan panjang. Di bibir tebingnya pun ada 3 bukit lagi. Di Plawangan Sembalun ini ada sumber air yang enak dan bersih, bisa langsung diminum. Di sini juga ada jalan bercabang buat turun ke Danau Segara Anak.
Disini kami masak2 dan istirahat buat muncak dini hari nanti.
|
Sabtu, 15 Agustus 2015
| ||
1:00 - 2:09
|
Bangun, persiapan muncak
| |
2:10 - 8:10
|
Muncak
|
Rencana muncak cuman 4jam jadi 6 jam!
Sedari awal muncaknya udah berat, medan terjal pasir kerikil. Pasir debu berterbangan kemana2 apalagi karena banyak pendaki lain yang mendaki.
Tapi cobaan sebenarnya itu ketika mau deket2 puncak. Puncaknya itu kelihatan jelas, tapi kok ga nyampe2! Begitulah kira2 di pikiranku. Medannya makin terjal, dan pasir kerikilnya makin licin. Naik 5 langkah, turun 3 langkah.. kira2 begitulah. Apalagi anginnya super kencang. Badan sampai terdorong, membikin pijakan kaki ngegelosor ke bawah lagi. Hadeeh cape ati memang ini.
Tapi akhirnya kami sampai ke puncak. Walaupun telat, cape, kedinginan, dan lain2 haha.
Walau banyak yang berangkat naik, tidak semuanya sampai puncak. Memang saat itu anginnya super kencang, bikin suhu lebih dingin dan badan kedorong angin. Banyak yang ga kuat sehingga turun. Baguslah, memang kalo naik gunung itu ga boleh dipaksakan. Kalo ga kuat turun saja, lain kali dicoba lagi :D
|
8:10 - 10:30
|
Lalalili di puncak, perjalanan turun ke tenda.
|
Seperti biasa perjalanan turun jauh lebih cepat daripada naiknya. Itupun banyak lalalili foto2 di tengah perjalanan.
|
10:31 - 14:30
|
Istirahat, masak2, makan, packing
|
Kami memang rencana turun ke danau hari itu juga. Saat ini kami masih berpikir turun lewat Senaru.
|
14:31 - 18:15
|
Plawangan Sembalun - Danau Segara Anak
|
Perjalanan turun ke danau. Hotlan dan saya memang sampai lebih cepat, jam 18:15. Kami langsung buka tenda. Kami sengaja duluan supaya bisa diriin tenda sebelum gelap. Yang lain nunggu teman2 kami yang lebih lambat. Tapi ternyata sampai danau sudah gelap juga haha… Teman2 yang lain sampai kira2 jam 7:20. Kami langsung masak2 dan makan.
Di perjalanan ini kami bertemu dengan guide yang lagi nemenin tamu dari Jakarta. Dari dia ternyata turun lewat Senaru itu jauh banget, apalagi kami harus naik tebing dulu baru turun. Bisa jadi kami harus menginap. Dia mengusulkan lewat Torean saja, jalur yang engga dipublish pemerintah karena suatu alasan (katanya alasan ekonomi, tapi menurutku karena alasan berbahaya). Menurut dia lewat jalur Torean lebih cepat. Paling lambat 5 jam, yang ternyata kedepannya terbukti sangat salah!
Begitulah kami pada waktu itu memutuskan untuk lewat jalur Torean.
|
Minggu, 16 Agustus 2015
| ||
6:00 - 9:15
|
Bangun, foto2, masak2, makan, packing
|
Karena perjalanan cuman 5 jam, kami agak santai mulai berangkatnya. Ternyata...
|
9:16 - 21:16
|
Danau Segara Anak - Pegadungan (Sambik Elen)
|
Loh? Kok sampe jam segitu. Trus kok malah nyampe ke Pegadungan, bukannya Torean? Begini ceritanya….
Dari awal perjalanan kami disantai2kan. Tapi ternyata jam 5 sore itu baru masuk hutan, belum sampai juga. Padahal udah 9 jam perjalanan. Di perjalanan kami ketemu si guide lagi, katanya nanti ketemu pertigaan, kalo ke kiri ke Torean, tapi kalo ke kanan itu ke Pegadungan. Ke Pegadungan lebih dekat sampai desa daripada ke Torean.
Tadinya kami tetep mau ke Torean karena jalannya sudah aspal disana, mobil jemputan lebih gampang masuk. Tapi ketika sudah sampai pertigaan yang dimaksud, kami berpikir ulang karena saat itu sudah jam 7 malam! Kami coba telp mobil jemputan untuk dijemput di Pegadungan. Untungnya mereka mau. Ugh terharu sekali kami.
Setelah pertigaan itu saking terburu2nya saya jalan cepat. Sampai jatuh 2 kali, kali ini pergelangan kaki kanan yang kena. Sakit sekali. Pernah juga sekali jalannya bingung lewat mana, karena udah malam!
Tapi jujur aja, kami (paling engga saya) ga menyesal lewat jalur ini walau sampai 12 jam. Karena pemandangannya bagus, lalu kami melewati sungai belerang (airnya ga bisa diminum), juga melewati sungai biasa yang airnya jernih dan segar. Juga disini melewati mata air terkenal yang keluar dari batu yang namanya “Banyu Urip”, rasanya luar biasa segar. Lalu kami juga melihat air terjun tertinggi di lombok yang terlihat begitu gagah perkasa. Mantappp!
|
21:17 - ...
|
Istirahat di Desa Senanga, Pegadungan sambil nunggu di jemput dan perjalanan ke Lembar.
|
Sebenarnya selama kami turun, kami bukan hanya berpaspasan sama guide saja (si guide bermalam di hutan), tapi juga sama rombongan Bali 13 (ada 13 orang). Bali 13 ini berangkat lebih telat dari kami, tapi sampai ke desa hampir bersamaan. Kami emang terlalu santai!
Febry yang pertama kali sampai desa. Dia duduk di teras warung yang sudah tutup tidak peduli digonggongi anjing. Si pemilik anjing dan warung keluar karena si anjing menggonggong terus. Si Febry ngobrol bentar sama si pemilik warung yang kebetulan dari Jembrana, Bali. Dia nanya, “Pak, warungnya ga buka?” lalu ngobrol bentar lagi sambil bilang “nanti rombongan dari bali ada 13 orang pak, banyak” Si bapak membuka si warung deh. uuugh terharu banget deh. Kami (kami dan Bali 13 dan bapak warung) akhirnya jajan sepuasnya sambil ngobrol. Lumayan ngabisin waktu sambil nunggu jemputan.
|
Senin, 17 Agustus 2015
| ||
… - 2:15
|
Perjalanan ke Lembar
|
Kecuali waktu estimasi perjalanan, kata2 guide yang lain itu benar: jalan di Pegadungan itu parah sekali. Untung kijang doyoknya masih bisa. Waktu turun kami berpas2an sama mobil pikap buat menjemput Bali 13, yang ternyata ga bisa naik tanjakannya… Mudah2an Bali 13 itu bisa pulang dengan selamat. Mereka naik motor dan motornya diinapkan di Basecamp Sembalun sih…
Di perjalanan kami mampir di Mataram buat makan, lalu lanjut ke Lembar.
|
2:15 - 2:30
|
Lalalili di pelabuhan
| |
2:31 - ...
|
Perjalanan Ferry Lembar - Padang Bai dan Motoran Padang Bai - Denpasar.
|
Yah sampai sini perjalanannya lumayan menjemukan. Kami mandi di kapal, makan lagi di kapal, ban motor sampai pecah 2 kali.. ya begitulah akhirnya kami semua sampai kos dengan selamat. Termasuk Affan yang harus terbang jam 11 siang (wew).
|
Biaya:
Keperluan
|
Total
|
Perorang
|
Catatan
|
Motor Parkir di Padang Bai
|
Rp. 80.000,-
|
Rp. 13.500,-
|
Sebenarnya 5,5rb/motor/hari. 3 motor kami inepin 5 hari, jadi total 82,5rb. Tapi entah kenapa dibulatkan jadi 80rb...
|
Ferry Padang Bai - Lembar
|
Rp. 264.000,-
|
Rp. 44.000,-
|
Dibagi 6 orang. Tiket orang biasa itu.
|
Retribusi Rinjani
|
Rp. 90.000,-
|
Rp. 15.000,-
|
Dibagi 6 orang.
|
Ferry Lembar - Padang Bai
|
Rp. 264.000,-
|
Rp. 44.000,-
| |
Antar jemput mobil Lembar - Sembalun, Pegadungan - Lembar
|
Rp. 1.500.000,-
|
Rp. 250.000,-
|
Awalnya kami setuju 1,4jt Lembar-Sembalun, Senaru-Lembar. Tapi ternyata berubah jadi Pegadungan-Lembar. Kami sengaja melebihkan 100rb karena ga enak banget jemput di Pegadungan itu. Jalannya super jelek sampai2 ban serepnya lepas kena batu. Tapi mereka sama sekali tidak mengeluh, jadinya kami tetap senang.
Ya, harganya antar jemput Lembar-Sembalun dan bolak balik memang semahal itu.
|
Biaya ini belom termasuk belanja, makan, air, dan lain2nya loh ya.
Lokasi:
Bali
|
Koordinat
|
Pelabuhan Padang Bai
|
-8.533803,115.509008
|
Lombok
|
Koordinat
|
Pelabuhan Lembar
|
-8.726489, 116.075477
|
Basecamp pendakian Sembalun
|
-8.726489, 116.075477
|
Desa Senanga, Pegadungan
|
-8.316917,116.458550
|
Kontak:
Apa
|
Siapa
|
Antar jemput mobil Lembar - Sembalun, Pegadungan - Sembalun
|
Pak Ama Ati 085934830339
Anaknya Pak Ama Ati 081918454026
|
Foto:
Semua foto dibawah ini diambil olehku kecuali yang ada tanda di fotonya.
Istriku dan si Hotlan yang ga liat kamera. Di belakang puncak Gn. Rinjani udah keliatan. Kami sedang istirahat sambil menunggu teman2 yang lainnya di kaki "Bukit Penyesalan". |
Puncak dari Plawangan Sembalun. Masih sangat jauh! |
Itulah Puncaknya. Kelihatan dekat kan? Tapi sebenarnya masih jauh! |
Si Febry lagi menuruni tangga. Tangga seperti ini banyak ditemu di jalur Torean. Karena memang tidak ada jalan lain, akhirnya dibikinkan tangga seperti ini. |
Peserta pendakian Rinjani, dari kiri: Febry, Hotlan, Saya, Istriku, Hakim, dan Affan. Kami lagi berfoto di Danau Segara Anak dengan latar Gn. Barujari. Kalian hebat teman2!! |
Pelajaran Berharga:
- Jangan bawa barang terlalu berat, nanti bisa keseleo kayak saya.
- Estimasi waktu yang dikasi sama orang yang udah jago belum tentu bisa dilakukan oleh diri sendiri. Hahaha....
- Ikut nimbrung merencanakan jadwal perjalanan. Jangan ikut2 aja apa kata orang yang bikin. Terbukti 4 hari 3 malam lewat Senaru itu tidak mungkin untuk orang2 yang blom pernah naik gunung berhari2. Ini bisa dideteksi lebih dini kalau semua orang aktif riset dan berdiskusi.
- Bila ingin 4 hari 3 malam, tidak ada pilihan lain selain naik lewat Sembalun, turun lewat sembalun juga. Bila mau naik-turun lewat jalur yang beda harus 5 hari 4 malam (naik Sembalun turun Senaru atau turun Torean/Pegadungan)