Dari kata 'Labuan' yang artinya pelabuhan; kegiatan utama yang ada di kota ini memang berada di pelabuhan. Banyak kapal-kapal ikan atau kapal wisata yang berlabuh di pelabuhan ini.
Pemandangan Labuan Bajo. |
Awalnya kami ingin menuju Desa Moni dengan bis atau travel tapi karena esok hari adalah sore natal, semua travel akan cuti hingga hari natal. Jadinya kami memutuskan naik pesawat ke Kota Ende lalu melanjutkan perjalanan menuju Desa Moni.
Sky Aviation adalah maskapai yang kami gunakan menuju Kota Ende, pesawat mendarat di Ende sekitar pukul tiga sore, kami pun langsung naik ojek menuju terminal Rowokere. Beruntung, masih ada travel yang menuju Maumere jadi kami bisa ikut dan turun di Desa Moni.
Saya fikir travel itu akan seperti Cipaganti atau Penjor dari Denpasar ke Malang, ternyata tidak! Bentuk travel di sini adalah mobil sejenis avanza yang AC-nya tidak dinyalakan. Seekor ayam pedaging yang masih hidup menjadi teman perjalanan kami, selalu bersuara tiap supir melakukan manuver di belokan tajam. Jalanan antara Ende dan Moni berkelok-kelok - sangat berkelok - dan banyak sekali belokan hampir 360 derajat. Saya hanya bertahan sepuluh menit dalam keadaan sadar, selebihnya saya mencoba untuk tidur karena mabuk darat karena supir yang ngebut di jalanan berkelok tadi.
Desa Moni
Moni! saya sangat bahagia ketika sampai di sini karena terbebas dari perjalanan yang begitu memabukkan. Desa yang dingin dan hijau ini merupakan tempat persinggahan utama bagi mereka yang ingin ke Danau Kelimutu. Saya menginap di Watugana Bungalow yang cukup bersih, cukup nyaman, dan cukup murah untuk tempat persinggahan (ya semuanya dalam tingkat cukup).
Untuk makan, saya sarankan untuk ke Rainbow Cafe karena pilihan makanannya yang banyak dan enak sedangkan harga tidak terlalu beda dengan warung-warung lainnya.
Ada air terjun namanya Murundao di Moni ini, jalan masuknya tepat di depan Rainbow Cafe. Berhubung kami di sana saat musim hujan, air terjunnya berwarna kuning dan keruh. Menurut saya jika airnya jernih, air terjun ini cantik. Spesial foto di air terjun ini, saya menggunakan kamera ponsel.
Ada kisah menarik ketika kami menuju danau-danau tersebut. Kami menyewa motor melalui pemilik bungalow pada malam hari supaya bisa ke danau pagi-pagi sekali untuk melihat sunrise. Jam 4 subuh kami berangkat melalui jalan menanjak dan berliku-liku, setelah melewati desa pertama di jalur kelimutu, ban motor kami kempes! Kamipun kembali ke desa tadi dan menunggu penduduk bangun dari tidur mereka.
Sembari berdiri menunggu, kami membunuh waktu dengan bermain Wordament! di bawah genting pelindung untuk menjual bensin; berlindung dari hujan. Satu setengah jam berlalu, akhirnya ada penduduk desa lain datang untuk membeli ayam di salah satu rumah penduduk desa. Tak ingin kehilangan kesempatan, kami pun turut mendatangi rumah tersebut untuk menumpang teduh dari hujan dan lelah (tentu saja). Dari pembeli ayam dan pemilik rumah kami jadi tahu kalau bengkel terdekat terletak di Desa Moni, yang artinya kami harus meniti jalan turun beberapa kilo lagi.
Jam 6 lewat kami memutuskan untuk melanjutkan turun dengan jalan kaki sambil menggiring motor :( untungnya, kemalangan kami hanya bertahan 15 menit saja karena kami bertemu angkot yang berbentuk pickup beratap dan kamipun menumpang sampai Desa Moni (Alhamdulillah)
Sampai di Moni, kami menceritakan kejadian pecah ban tadi ke pemilik bungalow. Beliau pun menghubungi si pemilik sewa motor dan (Alhamdulillah lagi) si pemilik bersedia mengganti motor lain untuk kami tanpa harus memperbaiki motornya terlebih dahulu.
Jam 9 pagi hujan pun reda, kami mulai naik ke atas lagi dengan harapan motor kali ini lebih kuat bannya dari yang sebelumnya. Well sudah jodoh sama Kelimutu kali ya, kami pun sampai ke puncak Gunung Kelimutu dan menyaksikan keindahan tiga danaunya.
Jarak antara Desa Moni dengan parkiran Kelimutu adalah 16 kilometer. Dari tempat parkit menuju puncak kelimutu hanya satu kilometer saja dengan trek yang sudah bagus jadi tidak perlu menggunakan sepatu atau sendal khusus outdoor untuk sampai ke puncaknya. Sangat tidak disarankan keluar dari trek yang sudah ada karena jalannya licin dan tentu saja ada resiko Anda jatuh ke danau belerang.
Keesokan harinya, kami berencana untuk menjelajahi Kecamatan Detusoko dan menginap di sana. Namun, satu-satunya penginapan yaitu Wisma St. Fransiskus sedang libur natal sampai tanggal 30 Desember. Maka kamipun langsung mencari angkutan umum ke Ende.
Biaya:
Untuk makan, saya sarankan untuk ke Rainbow Cafe karena pilihan makanannya yang banyak dan enak sedangkan harga tidak terlalu beda dengan warung-warung lainnya.
Ada air terjun namanya Murundao di Moni ini, jalan masuknya tepat di depan Rainbow Cafe. Berhubung kami di sana saat musim hujan, air terjunnya berwarna kuning dan keruh. Menurut saya jika airnya jernih, air terjun ini cantik. Spesial foto di air terjun ini, saya menggunakan kamera ponsel.
Di sekitar desa juga ada beberapa rumah adat, tapi saya tidak sempat bertanya apakah rumah-rumah ini masih digunakan atau tidak berhubung saat ke sana hujan mulai turun dan deras. Jadi kami memilih untuk segera pulang ke bungalow.
Danau Kelimutu
Salah satu fenomena alam yang cantik di Pulau Flores; tiga danau dengan warna yang berbeda di Puncak Gunung Kelimutu. Warna dari ketiga danau tersebut dapat berubah tergantung dari kandungan mineral juga cuaca. Tiga danau tersebut adalah:
- Tiwu Ata Polo: merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung (sumber). Pada saat saya ke sana danau ini berwarna hijau tua dan menurut berita yang saya baca, warna danau ini pada sebelum bulan Juni 2013 warnanya masih berwarna hijau muda. Dari tahun 1915 - 2011 sudah berubah warna sebanyak 44 kali.
Tiwu Ata Polo |
- Tiwu Nuwa Muri Koo Fai: merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal (sumber). pada saat ke sana danau ini berwarna turquoise. Dari tahun 1915 - 2011 danau ini sudah berubah warna sebanyak 25 kali.
Tiwu Nuwa Muri Koo Fai |
- Tiwu Ata Mbupu: merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal (sumber). pada saat ke sana danau ini berwarna hijau lumut. Dari tahun 1915 - 2011 danau ini sudah berubah warna sebanyak 16 kali.
Tiwu Ata Mbupu |
Sembari berdiri menunggu, kami membunuh waktu dengan bermain Wordament! di bawah genting pelindung untuk menjual bensin; berlindung dari hujan. Satu setengah jam berlalu, akhirnya ada penduduk desa lain datang untuk membeli ayam di salah satu rumah penduduk desa. Tak ingin kehilangan kesempatan, kami pun turut mendatangi rumah tersebut untuk menumpang teduh dari hujan dan lelah (tentu saja). Dari pembeli ayam dan pemilik rumah kami jadi tahu kalau bengkel terdekat terletak di Desa Moni, yang artinya kami harus meniti jalan turun beberapa kilo lagi.
Jam 6 lewat kami memutuskan untuk melanjutkan turun dengan jalan kaki sambil menggiring motor :( untungnya, kemalangan kami hanya bertahan 15 menit saja karena kami bertemu angkot yang berbentuk pickup beratap dan kamipun menumpang sampai Desa Moni (Alhamdulillah)
Sampai di Moni, kami menceritakan kejadian pecah ban tadi ke pemilik bungalow. Beliau pun menghubungi si pemilik sewa motor dan (Alhamdulillah lagi) si pemilik bersedia mengganti motor lain untuk kami tanpa harus memperbaiki motornya terlebih dahulu.
Jam 9 pagi hujan pun reda, kami mulai naik ke atas lagi dengan harapan motor kali ini lebih kuat bannya dari yang sebelumnya. Well sudah jodoh sama Kelimutu kali ya, kami pun sampai ke puncak Gunung Kelimutu dan menyaksikan keindahan tiga danaunya.
Jarak antara Desa Moni dengan parkiran Kelimutu adalah 16 kilometer. Dari tempat parkit menuju puncak kelimutu hanya satu kilometer saja dengan trek yang sudah bagus jadi tidak perlu menggunakan sepatu atau sendal khusus outdoor untuk sampai ke puncaknya. Sangat tidak disarankan keluar dari trek yang sudah ada karena jalannya licin dan tentu saja ada resiko Anda jatuh ke danau belerang.
Keesokan harinya, kami berencana untuk menjelajahi Kecamatan Detusoko dan menginap di sana. Namun, satu-satunya penginapan yaitu Wisma St. Fransiskus sedang libur natal sampai tanggal 30 Desember. Maka kamipun langsung mencari angkutan umum ke Ende.
Biaya:
Item
|
Jumlah orang
|
Harga Total
|
Harga Perorang
|
Keterangan
|
Cool Corner Backpacker Hostel
|
1
|
50.000
|
50.000
|
1 malam untuk 1 orang (dorm, single bed)
|
Warnet Labuhan Bajo
|
1
|
6.000
|
6.000
|
|
Makan di Labuan Bajo
|
2
|
108.000
|
54.000
|
3 kali makan
|
Jajan di Labuan Bajo
|
2
|
83.500
|
41.750
|
|
Pesawat Sky Aviation Labuan Bajo-Ende
|
1
|
420.000
|
420.000
|
|
Ojek Bandara-Terminal Ende
|
1
|
10.000
|
10.000
|
|
Travel Ende-Moni
|
1
|
50.000
|
50.000
|
|
Bungalow
|
2
|
300.000
|
150.000
|
2 Malam di Watugana Bungalow
|
Makan Malam di Moni
|
2
|
50.000
|
25.000
|
Indomie dan teh 2 porsi
|
Ongkos angkut motor mogok
|
2
|
20.000
|
10.000
|
|
Total tiket kelimutu
|
2
|
13.000
|
6.500
|
|
Jajan di Kelimutu
|
2
|
36.000
|
18.000
|
|
Makan Malam di Rainbow Cafe-Moni
|
2
|
52.000
|
26.000
|
|
Angkot Moni-Detusoko
|
1
|
15.000
|
15.000
|
|
Angkot Detusoko-Ende
|
1
|
15.000
|
15.000
|
|
Total
perorang
|
897.250
|
Peta:
Tempat
|
Koordinat
|
Cool Corner Backpacker Hostel
|
-8.49309,119.87792
|
Watugana Bungalow
|
-8.7497,121.85058
|
Rainbow Cafe
|
-8.751004,121.847364
|
Ae Murundao (air terjun di Moni)
|
-8.751126,121.846383
|
Gerbang Taman Nasional Kelimutu
|
-8.769767,121.834463
|
Puncak Kelimutu
|
-8.764259,121.812367
|
Wisma St. Fransiskus - Detusoko
|
-8.718986,121.76063
|
Jadwal:
Jam
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
23-Des-13
|
||
10.20
|
Sampai Labuan Bajo
|
|
10.20 - 10.30
|
Menuju Hostel
|
Jalan kaki
|
10.30 - Malam
|
Beresin barang bawaan
|
|
Mandi
|
||
Makan Siang
|
||
Arrange perjalanan ke Moni
|
||
Jalan-jalan sekitar Kota Labuan Bajo
|
||
Makan Malam
|
||
24-Des-13
|
||
08.00 - 10.40
|
Sarapan
|
|
Beresin barang bawaan
|
||
10.40 - 11.20
|
Jalan kaki ke bandara dari hostel
|
|
11.20 - 14.00
|
Menunggu di bandara
|
|
14.00 - 15.00
|
Naik pesawat Labuan Bajo - Ende
|
|
15.20 - 15.30
|
Naik ojek bandara-terminal Ende
|
|
15.40 - 17.40
|
Naik Travel Ende - Moni
|
|
17.40 - Malam
|
Beresin barang bawaan
|
|
Pesan motor ke pemilik bungalow
|
||
Makan Malam
|
||
25-Des-13
|
||
04.20 - 06.20
|
Mulai naik motor ke Kelimut
|
|
Ban kempes, menuju desa terdekat
|
||
Menunggu penduduk bangun
|
||
Naik Angkot Kembali ke Moni
|
||
06.20 - 09.00
|
Menunggu hujan reda di bungalow
|
|
09.00 - 09.40
|
Perjalanan ke parkiran Kelimutu
|
|
09.40 - 12.40
|
Berkeliling di Kelimutu
|
|
12.40 - 14.00
|
Kembali ke Moni
|
|
14.00 - Malam
|
Jalan-jalan sekitar desa moni
|
|
Istirahat
|
||
Makan Malam
|
||
26-Des-13
|
||
07.00 - 07.30
|
Sarapan
|
|
08.00 - 09.00
|
Angkot ke Detusoko
|
|
09.00 - 09.40
|
Menuju penginapan di Detusoko
|
Libur, lalu kembali ke ende
|
09.40 - 10.50
|
Angkot ke Ende
|
|
10.50
|
Sampai di Kota Ende
|
Kontak:
Kontak
|
|
Watugana bungalow
|
Bapak John: 081339167408
|
Cool Corner backpacker Hostel
|
Bapak Gregorius Gunawan: 081339474775
|